KEBIJAKSANAAN DIPELUPUK MATA

Sebentar lagi usiamu sudah mencapai 49 tahun, hampir setengah abad  lamanya, sudah tua memang usiamu kini, ingat..! kamu tidak muda lagi, sudah saatnya kamu memberi sebuah kebijaksanaan yang sangat anggun untuk persyarikatan dan untuk bangsa ini pada umumnya, sudah saatnya kamu menjadi sebuah kontributor yang nyata bagi perkembangan pemikiran ummat, sudah saatnya kamu lebih tawadhu’ dalam bersikap, dan sudah saatnya kamu tidak hanya memikirkan masa depan yang hanya sesaat, namun bagi keberlanjutan seluruh komponen yang ada disekitarmu.

Masih tidak lekang diingatan kita dinamika yang terjadi dari masa ke masa,mari kita baca lagi buku mengenai sejarah pendirianmu di tahun 60an, dari awal pendirian pada saat gejolak politik yang tidak menentu, membutuhkan pengorbanan yang besar untuk dapat sekedar diakui sebagai perkumpulan para intelek muda dari sebuah persyarikatan yang lahir di kauman, banyak yang sinis tentang mu, bahkan sampai ada yang mempersoalkan terkait kelahiranmu. Dimasa-masa konsolidasi banyak friksi yang timbul di dalam dirimu atau sesuatu dari luar yang sangat berpengaruh nyata bagimu, banyak perkembangan zaman yang menuntutmu untuk mengikutinya dan kamu belajar untuk mengikuti perkembangan positif sebuah era. Di masa menuju kematangan di usia emas kamu berkali-kali dihantam permasalahan  namun kau masih tetap kuat, sekali lagi…. Atas berkat rahmat tuhan dan kualitas dari Sumber daya yang kamu miliki mampu menolong itu,  untuk   mengais permasalahanmu sehingga dapat dijadikan sebuah pelajaran hidup buatmu nanti, bukankah itu adalah bekal yang berharga untuk usia emasmu kelak.

Kekuatan pilarmu yang kokoh menjadi gambaran yang sangat kontras jika seandainya kau tersimpuh, tergolek lemas dan menyerah. Lambang kuncup melati muda memberikan sebuah pengharapan bahwa akan masih banyak Penerus yang nanti siap menyokongmu jika sewaktu-waktu dibutuhkan , dan jangan lupa masih ada orangtuamu yang sewaktu-waktu bisa men”jewer” mu jika memang nakal dan bandel. Ingatlah pesan di Taman Kanak-kanak bahwa hormatilah orang tua kita.  Walaupun orangtuamu sudah berumur Seabad lebih tapi sepertinya masih kuat untuk meneruskan perjuangannya, walaupun geraknya melintasi zaman namun masih akan sangat dibutuhkan buat kamu kapanpun dan dimanapun kamu berada. Sebab orang tuamu juga mempunyai tekad untuk memberikan yang terbaik buat anaknya.

Entah sudah berapa permasalahan yang kau hadapi dari kau lahir sampai saat ini, saking banyaknya bahkan tidak ada yang sempat menghitung, ditambah permasalahanmu kini. Ada asap maka ada api, ada permasalahan maka pasti ada penyebabnya. Apa penyebab permasalahanmu kini……?, disaat menjelang usiamu yang hampir setengah abad ini (49 tahun-red) bukannya kau bersuka cita untuk berbenah malah sibuk dengan masalah yang menderamu kini. Ada yang menyeretmu ke timur dan ada yang menyeretmu ke barat. Kini kau mempunyai kans untuk menggantikan hoby petinggi  PSSI,(Dualisme, PSSI & KPSI). Dan bisa dibilang kau terjangkit “Kelainan”,  ditubuhmu terdapat dua kepala dalam satu raga (Dempet siam), mempunyai dua otak yang masing-masing tidak mau berbagi untu mendapatkan hati saraf-saraf tubuhmu, akan sangat kasihan tubuhmu, dan bahkan bisa saja dua kepalamu akan mengalahkan satu tubuhmu. Disaat tubuh dibawah dua kepalamu mati, maka akan tamatlah dua kepalamu secara otomatis. Tidak ada yang tersisa, tamat sudah. Apa itu yang kita mau…?

Apa salahnya jika salah satu mengalah, atau apa salahnya jika semuanya berdamai demi terwujudnya cita-cita ikatan, perjalanan akan masih sangat panjang, sangat akan sia-sia jika waktu yang ada hanya dibuat bersitegang. Banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk diselesaikan, katamu perkaderan masih belum sempurna, mari kita sempurnakan. Katamu masih banyak identitas yang harus digali, mari kita lakukan. Katamu kemandirian ikatan masih belum ada, mari kita lakukan. Katamu bla… bla…bla…,, dan banyak lagi bukan pekerjaan kita yang masih belum tuntas, tidak saatnya kita bertekuk dagu, bukan saatnya kita murung merenungi keadaan. Kita harus melakukan perbaikan mulai dari sekarang, tidak ada kata terlambat untuk bersikap.

Buang rasa egoisme mulai saat ini..

Tidakkah kita letih untuk saling menyalahkan, bukankah sebuah introspeksi adalah jalan yang terbaik untuk kemajuan kita , sangat bosan jika kita harus mendengar perpecahan yang tidak ada ujungnya, saling ingin menang sendiri saling sikut sana sini, tidak peduli apakah itu adalah seorang kawan kita yang dulunya sama-sama sering berdiskusi mengenai keadaan bangsa ini dengan kita, saling menjelekkan antar insan. Apa kita tidak berfikir kearah perbaikan sama sekali., ingat lah Agama, Persyarikatan dan bangsa ini masih membutuhkan kita.

Apa sepertinya kita lupa dengan kebesaran kita, apa kita lupa dengan usia kita yang hamper setengah abad ini, atau pura-pura lupa saja. Sebenarnya kita saling mengerti tentang apa yang kita harus lakukan untuk perbaikan.

Buang rasa egoisme, komitmen adalah totalitas perjuangan, kebijaksanaan ada dipelupuk mata kita…

 

www.pahlawanlangitbiru.wordpress.com

www.khusnulmaarif.wordpress.com

@khusnulmaarif

Tinggalkan komentar