Hari Bumi : Sebuah Refleksi Kehidupan

Gambar

Oleh : Khusnul Ma’arif*

Hari ini, tanggal 22  april, 2012, kita kembali memperingati hari bumi, banyak perayaan baik secara seremonial atau tidak di selenggarakan untuk memperingati hari bumi, dalam memperingati banyak ujaran yang meneriakkan supaya kita merawat bumi dari kerusakan, daripenggunaan yang berlebihan, dari eksploitasi yang berlebihan yang hanya menguntungkan kantong-kantong orang tertentu.

Miris ketika kita membicarakan tentang kondisi bumi saat ini, betapa tidak, kerusakan alam sudah benar-benar nyata kita melihat setiap harinya , tidak hanya melihat dari gambar, televisi dan beberapa media, namun tidak sedikit kerusakakan alam tersebut itu berada pada lingkungan kita sendiri, banyak penyangga alam , penyangga udara kita habis ditebangi demi membuka pemukiman baru, banyak hutan kota yang berubah fungsi menjadi sebuah komplek perumahan, hasilnya daerah penyerapan menjadi berkurang dan mengakibatkan banjir, longsor, ROB dan lain sebagainya. Dan bahkan yang paling membuat kita harus khawatir jika pohon-pohon itu habis maka akan berdampak menjadi perubahan iklim yang nyata.

Contoh nyata yang tampak yaitu bagaimana kawasan kapuk, Jakarta, yang dulunya adalah kawasan hutan bakau yang asri dan berguna untuk menghindari banjir ROB dan menahan Ombak dibabat habis oleh pengembang perumahan , yang kemudian dijadikan sebuah lahan komplek perumahan dan dan bisnis, dibuat jalan beraspal sehingga aktifitas pencemarannya bertambah, dan mungkin kita saat ini hanya menyaksikan kawasan hutan bakau kapuk yang sebagian saja, sebagian besar lainnya digunakan untuk pembangunan dan sebagainya, miris….

Gambar

Gambar : Hutan Bakau Kawasan Kapuk sebelum dieksploitasi

Dalam kawasan yang lebih besar, Kalimantan, papua, Sumatra yang menjadi pusat paru-paru dunia, saat ini disana telah terjadi eksploitasi hutan besar-besaran, di ambil kayunya dan diperdagangkan ke luar negeri, kemudan lahan tersebut dipetak dan dijadikan sebagai perkebunan kelapa sawit, sedangkan satwanya diburu habis-habisan . dan akhirnya ekosistem hutan kita rusak.

Gambar

Gambar : Hutan Kalimantan Pasca Pembalakan Liar

Deforestasi yang ilegal-account sudah terjadi didepan mata kita. Satwa terancam, karena Para ilmuwan memperkirakan bahwa 80 persen dari semua spesies di Bumi-termasuk mereka yang belum ditemukan-hidup di hutan hujan tropis. Deforestasi di wilayah-wilayah menghapuskan habitat kritis, mengganggu ekosistem dan menyebabkan kepunahan banyak spesies potensi, termasuk spesies tak tergantikan yang bisa digunakan untuk membuat obat-obatan, yang mungkin penting untuk penyembuhan atau pengobatan yang efektif penyakit dunia yang paling menghancurkan

Dari pembukaan hutan itu ada yang dijadikan sebagai lahan untuk eksploitasi perut bumi, guna mendapatkan emas, Minyak dan sember-sumber mineral lainnya, kita pasti sudah mengerti bagaimana korporasi asing mengeksploitasi alam kita sedemikian rupa demi keuntungan pribadinya. Bagaimana terjadi Kerusakan Akibat Penambangan Oleh PT. Newmon Di Nusa Tenggara. Setelah dimulainya penambangan Emas oleh PT. Newmon selama kurang lebih 20 tahun menyebabkan begitu banyak kerusakan alam yang dapat dilihat langsung dan juga menyebabkan kerusakan di laut dikarenakan pembuangan limbah ke laut dan lingkungan sekitar dimana limbah-limbah tersebut masih mengandung merkuri dan arsenik.

Bagaimana Freeport? Aktivitas pertambangan PT Freeport di Papua yang dimulai sejak tahun 1967 hingga saat ini telah berlangsung selama 42 tahun. Selama ini, kegiatan bisnis dan ekonomi Freeport di Papua, telah mencetak keuntungan finansial yang sangat besar bagi perusahaan asing tersebut, namun belum memberikan manfaat optimal bagi negara, Papua, dan masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan. Freeport telah membuang tailing dengan kategori limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya) melalui Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai pesisir laut Arafura. Tailing yang dibuang Freeport ke Sungai Ajkwa melampaui baku mutu total suspend solid (TSS) yang diperbolehkan menurut hukum Indonesia. Limbah tailing Freeport juga telah mencemari perairan di muara sungai Ajkwa dan mengontaminasi sejumlah besar jenis mahluk hidup serta mengancam perairan dengan air asam tambang berjumlah besar.

Dari hasil audit lingkungan yang dilakukan oleh Parametrix, terungkap bahwa bahwa tailing yang dibuang Freeport merupakan bahan yang mampu menghasilkan cairan asam berbahaya bagi kehidupan aquatik. Bahkan sejumlah spesies aquatik sensitif di sungai Ajkwa telah punah akibat tailing Freeport.

Aktifitas kerusakaan alam juga tidak hanya terjadi di permukaan saja, bahkan dibawah permukaan lait tidak bisa terhindar dari kerusakaan tersebut,pengeboman bawah laut dan beberapa aktifitas perusak lainnya mengakibatkan terumbu karang yang sebagai media ekosistem laut rusak parah. Terumbu karang di perairan Indonesia kerap disebut-sebut dalam kondisi rusak parah. Bila mengacu pada penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P3O-LIPI), terumbu karang yang hancur lebur mencapai hampir 50 persen, sedangkan yang masih sangat baik tinggal 6,2 persen. Kerusakan itu terutama disebabkan praktik pengeboman ikan dan pengambilan karang untuk bahan bangunan dan reklamasi pantai.

Kondisi rusaknya terumbu karang itu akan terasa makin memprihatinkan bila mendengar keterangan dari pakar terumbu karang, yang mengatakan bahwa pemulihan terumbu karang memakan waktu cukup lama, berpuluh hingga beratus tahun. Itu pun bila kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung. Padahal, fungsi terumbu karang amat besar bagi kelangsungan hidup ikan dan beragam biota laut lainnya, mulai dari tempat mencari makan hingga berkembang biak. Oleh karena itu, rusaknya terumbu karang berarti juga menurunnya populasi ikan. Itu berarti pula berkurangnya pasokan ikan sebagai bahan pangan manusia. Manfaat lain dari terumbu karang adalah sebagai pelindung pantai dari abrasi.

Perubahan Iklim

Tentu kita tidak lupa berita mengenai suhu ekstrim pada 2011-awal 2012 lalu, akibat tidak sehatnya alam, maka murkalah langit. Diturunkan salju dengan intensitas lebat, dengan suhu yang minus, akibatnya seluruh aktifitas terganggu, Suhu udara mencapai rekor luar biasa rendah. Di wilayah Polandia, temperatur udara sempat berkisar di titik rendah minus 35 derajat Celsius. Ceko bahkan mencatat suhu minus 38,1 derajat pada malam hari. Warga masyarakat pun terisolir. Sekolah-sekolah di Kiev, ibukota Ukraina, sudah terpaksa tutup. Akses jalan, jaringan kereta api, serta pelabuhan dan bandara tidak dapat berfungsi. Pasokan listrik juga terhenti oleh sebab kerusakan infrastruktur dan yang lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan kematian akibat suhu tinggi tersebut, sebelum suhu dingin terjadi tidak lupa di benak kita bagaimana suhu panas yang berlangsung cukup lama di Indonesia, kekeringan melanda nusantara. Kita bahkan pernah merasakan suhu 30 derajat keatas terasa di Surabaya. Para peneliti dari firma riset Atmospheric and Environmental Research di AS menemukan sebuah pola yang menunjukkan bahwa musim panas yang lebih panas dari biasanya di Belahan Bumi Utara ternyata mengganggu pola cuaca dan memicu musim dingin ekstrem yang terjadi di kawasan AS dan Eropa.

Gambar

Gambar : Musim Dingin di Rusia pada Februari 2012

Dari gambaran yang sudah ada, maka masih beranikah kita untuk merusak alam kita ini, alam sangat berarti dan berperan penting bagi makhluk hidup dan kehidupan di muka bumi. Alam dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya merupakan warisan nenek moyang kita dan titipan cucu di masa mendatang yang patut kita jaga kelestariannya dan keberlnjutannya. Kita beserta anak dan cucu tentu menginginkan lingkungan yang serasi dan lestari agar dapat melangsungkan hidup

Gambar

Setiap komponen di dalam ekosistem berinteraksi dan membutuhkan oleh karena itu, kita harus menyayangi alam dengan cara memelihara dan melestarikannya. Keseimbangan inilah yang harus tetap dijaga agar keanekaragaman sumber daya alam tetap lestari dan terjamin. Keseimbangan alam dapat terganggu atau rusak. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alamsebaiknya diusahakan secara arif dan bijaksana sesuai keseimbangan alam.

*Pemerhati Lingkungan, Kader Muda Muhammadiyah

Bangkalan, 22 April 2012

Tinggalkan komentar